Langsung ke konten utama

PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN DARING DAN LURING DI TENGAH PANDEMI COVID-19


Memasuki  era new normal,  masyarakat Indonesia kini mulai menjalani aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Namun, demi menjaga keselamatan dan kesehatan para siswa, beberapa sekolah menerapkan sistem  online  atau virtual tanpa tatap muka langsung. Sistem ini juga dikenal dengan sistem pembelajaran berani.

Istilah  pembelajaran berani dan memikat  muncul sebagai salah satu bentuk pola pembelajaran di era teknologi informasi seperti sekarang ini. Daring  merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti kata  online  yang sering kita gunakan dalam berinteraksi dengan teknologi internet. Daring adalah terjemahan dari istilah  online  yang berarti tersambung ke dalam jaringan internet. Pembelajaran berani  artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online , menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran berani merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui  platform    yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran yang disebarluaskan secara online , komunikasi juga dilakukan secara online , dan tes juga dilaksanakan secara  online. Sistem pembelajaran dengan berani ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom .      

Sebuah kondisi dikatakan berani apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

  1. Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.
  2. Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem.
  3. Tersedia untuk penggunaan segera atau  real time.
  4. Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya,
  5. Bersifat fungsional dan siap melayani

Selama pelaksanaan  model  Daring, peserta didik memiliki keleluasaan waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan  video call  atau  live chat. Pembelajaran berani  dapat disediakan secara elektronik menggunakan forum atau  pesan.

Belajar secara berani tentu memiliki tantangannya sendiri. Siswa tidak hanya membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai. Namun, proses pembelajaran yang efektif juga tak kalah penting. Berikut ini tips agar siswa dapat bejalar berani dengan efektif:

  1. Komunikasi antar tenaga pengajar dan siswa harus berjalan dengan baik saat melakukan  panggilan video. 
  2. Aktif dalam latihan dengan baik dengan tenaga pengajar atau teman-teman. 
  3. Manajemen waktu bagi para siswa sangat penting. Meski belajar di rumah, pastikan siswa membuat catatan mana saja tugas yang sudah dikerjakan, dan mana tugas yang harus segera kamu selesaikan. 
  4. Jangan lupa untuk bersosialisasi dengan orang lain, termasuk anggota keluarga di rumah, serta teman-teman sekelas di sesi  video call  untuk mengasah kemampuan bersosialisasi. 

luring  adalah kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai pengganti kata  offline . Kata “luring” merupakan lawan kata dari “daring”. Dengan demikian,  pembelajaran luring  dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet maupun intranet. Sistem pembelajaran luring (luar jaringan) artinya pembelajaran dengan memakai media, seperti televisi dan radio. Jika peserta didik menulis artikel atau mengerjakan tugas di Microsoft Word dan tidak menyambungkannya dengan jaringan internet, maka itu adalah contoh aktivitas luring dan Jika siswa melakukan  konferensi offline  dengan bertemu secara langsung tanpa menggunakan internet, hal itu adalah contoh aktivitas luring.

Sistem pembelajaran berani dan memikat mau tidak mau harus tetap dilakukan di tengah pandemi COVID-19. Sebab, tidak mungkin peserta didik dibiarkan libur panjang hingga virus corona pergi. Dan kita tidak tau kapan virus corona ini hilang dari permukaan bumi. Dalam proses pembelajaran tantangan dan tantangan ada beberapa kesulitan yang dihadapi siswa, antara lain:

  • Jaringan internet yang lemot. Sistem pembelajaran berani dan luring dapat berjalan efektif jika jaringan internetnya bagus. Sebaliknya, ketika jaringan internetnya jelek/buruk, maka secara otomatis proses Kegiatan Mengajar (KBM) online pasti terhambat.  
  • Kuota internet terbatas. Orang tua yang terkena dampak COVID-19 pasti akan kesulitan untuk membeli kuota internet. Terutama orang tua yang secara ekonomi tidak mencukupi. Hal ini perlu dipersiapkan secara matang oleh pihak sekolah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kasihan juga orang tua. Mereka sudah terbebani karena di-PHK oleh perusahaan, ditimpal lagi oleh beban kewajiban membeli kuota internet.
  • KBM tidak efektif. Sistem pembelajaran berani dan memikat tentu tidak seefektif pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Misalnya pengurangan jam mengajar. Guru-guru yang biasanya mengajar 4 jam di sekolah, terpaksa hanya mengajar selama satu jam. Dampaknya, peserta didik akan kesulitan memahami materi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Apalagi berhadapan dengan program mata pelajaran MIPA: Matematika, Fisika dan Kimia dan Biologi. Keempat pelajaran ini tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama karena banyak penurunan rumus. Artinya, waktu satu jam sangat tidak cukup.

di atas harus segera dicarikan solusi agar kualitas pendidikan tidak menurun, berikut solusi yang mungkin dapat diterapkan untuk mengurangi tiga kesulitan di atas:

  1. Bantuan pemerintah dan sekolah. Terkaitnya dengan orang tua yang kesulitan mendapatkan kuota internet, saya kira pemerintah perlu hadir dan bahkan memberikan dana. Maksudnya, pemerintah tidak hanya membuat regulasi dan kebijakan pembelajaran melalui sistem Daring dan Luring di setiap sekolah. Akan tetapi, pemerintah mau tidak mau harus menyediakan anggaran khusus untuk pembelian kuota internet bagi peserta didik yang orang tuanya tidak mampu. Demikian juga sekolah. Perlu ada bantuan khusus bagi orang tua yang secara ekonomi tidak mampu. Apa lagi untuk peserta didik yang orang tuanya terkena dampak corona. Semisal di-PHK oleh perusahaan, tempat di mana mereka mencari nahkah.
  2. Masalah KBM yang kurang efektif. Sekolah dan para stafnya perlu menemukan cara tersendiri agar materi yang dipelajari sebisa mungkin dapat dijangkau oleh peserta didik. Tidak harus memaksa peserta didik untuk memami materi pembelajaran secara 100%, 50-70% saja sudah cukup. setidaknya mereka tetap memahami materi yang sedang dipelajari.

Sistem Daring dan Luring ini menuntut guru untuk kreatif dalam mendidik peserta didik. Semoga para guru tetap semangat dalam menciptakan sistem pembelajaran yang berani dan memikat yang kreatif dan inovatif. Hidup guru, Hidup pendidikan Indonesia…!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat

 Standar Kompetensi 2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan.  Kompetensi Dasar 2.1 Membedakan ciri – ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan. 2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan. 2.3 Menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar.  Indikator 2.1 • Dapat menyebutkan ciri- ciri lingkungan sehat. • Dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan yang tidak sehat. • Dapat menjelaskan perbedaan lingkungan yang sehat dan tidak sehat. 2.2 • Dapat menyebutkan ciri- ciri lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan. • Dapat menjelaskan ciri-ciri lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan. 2.3 • Dapat menyebutkan cara- cara menjaga kesehatan lingkungan. • Dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan. • Dapat menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan. Materi Bab II. Lingkungan sehat

Merdeka Belajar

Assalamualaikum wr wb Salam dan bahagia para pembaca generasi hebat! Wah… asik nih sekolah sekarang! Boleh belajar boleh tidak! Melanggar aturan sekolah TIDAK dihukum, karena kita MERDEKA BELAJAR! Kalimat-kalimat itulah yang sering terdengar diantara obrolah siswa saat mendengar adanya kebijakan baru atau perubahan kurikulum tentang penerapan konsep merdeka belajar di sekolah. Pandangan ini tidak sepenuhnya keliru tetapi BELUM TEPAT. Jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merdeka mempunyai makna bebas tidak terikat dan berdiri sendiri atau mandiri. Merdeka belajar mempunyai konsep belajar mandiri, tidak diperintah oleh guru atau orang tua. Siswa belajar secara mandiri karena belajar merupakan kebutuhan masing-masing. Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangk